Jumat, 18 November 2011

Menatap dengan optimis


“MENATAP DENGAN OPTIMIS”
           
Indonesia memang negara  yang mempunyai utang terbesar kedua di dunia setelah negara Afrika, setiap kepal bahkan bayi yang baru lahir sudah di kenakan tanggung jawab untuk membayar utang indonesia kepada dan IMF yang semakin lama semakin membengkak.
Sungguh ironis bukan???
orang-orang mengatakan bahwa indonesia adalah zamrud katulistiwa dan negara hukum, tapi mana negara hukum itu??? Apakah hanya dari segi konsep dan hukum dasar saja yang terpampang di badan-badan hukun, tanpa ada sebuah aplikasi  yang serius dan maksimal untuk di jalankan. Merupakan sudah menjadi tradisi dan penyakit kronis tarap stadium 4  yang sudah di jugjmen oleh dokter akan mati , itu pengibaratan yang sesuai untuk orang-orang korup di indonesia.   Betapa munafiknya orang indonesia yang menyandang gelar mayoritas islam terbesar tetapi dalam etika dan moral  masih sangat amuradul sekali,  padahal  Allah berfirman yang artinya:” wahai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu katakana”
Sekarang saya tanya kepada  anda sekalian orang islam, apa yang  bisa kita ambil dalam al-qura’an yang tiap hari kita baca.
Apa  yang dipelajari dari segi bacaannya saja yang harus indah tanpa kita tahu makna dan tujuan yang ingin Allan sampaikan kepada hambanya, jawabannya tentu saja TIDAK!!!  Jangan sampai kita mempelajarinya dengan parsial saja.
Al-qur’an bukan hanya dibaca saja tapi di jadikan sebagai  dasar hidup tentu  saja dengan penjelasan dari  as-sunnah yang harus menjadi fundamen dalam tindak tanduk kita sehari-hari,  yang menjadi  dasar peneguh dalam hati serta menjadikan paradigma kita bersih, sehingga tak akan ada pikiran untuk berbuat buruk karena kita sudah menjadikan al-quran sebagai hujjah.
Kembali kepada pembahasan awal, kita bisa lihat di televisi, koran,  majalah, radio dan media informasi lainnya tentang korupsi yang terjadi di indonesia yang sudah menjadi salah satu kebudayaan yang mungkin bisa saja suatu hari di patenkan hehehe..... naudzubillah...
Jika korupsi itu kita ibaratkan sebagai sebuah penyakit, maka sudah pasti ada obatnya yaitu mengelola indonesia dengan adil, shiddiq, amanah, fathanah, tabig “demikian yang di katakan Bapa Abd Hayi ”  ketika saya sharing dengan teman-teman yang lain dan begitu pula yang di contohkan oleh Rosul kita ketika memimpin sebuah negara
Di dalam sebuah hadis yang berbunyi “Allah tidak akan merubah suatu kaum kecuali kaum tersebut yang merubahnya. Sekarang jika ada orang yang berkata tidak  mungkin korupsi di indonesia bisa hilang, maka aku berani berkata jawaban dia salah!
Setelah kesusahan itu ada kemudahan, setelah indoanesia berkesakitan selama  bertahun-tahun pasti akan sembuh kembali  dengan ikhtiar untuk merubahnya di mulai dari diri sendiri, dengan membutuhkan  waktu,  konsap, metode dan tentu saja harus cotinue.
Insya Allah apa yang kita impikan selama ini menjadi kenyataan, dengan seizin Allah untuk menjadi manusia berkepriabadian jujur dan amanah.



Bila  ada kritik dan  saran yang membangun bisa di tujukan keruang sekretariat BEM.
Trima kasih, wassalam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar