Jumat, 18 November 2011

makalah psikologi perkambangan


        BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi perkambangan adalah Ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya, atau pun penelitian yang di lakukan dari mulai masa konsepsi sampai masa dewasa akhir. Yang harus dipelajari oleh para pendidik agar mengetahui bagaimana tingkah laku, pola kepribadian anak supaya para pendidik ataupun guru dapat mengetahui porsi dalam penyampaian materi pendidikan itu sendiri.
Adapun manfaat dari psikologi perkambangan adalah:  
·         Untuk mengetahui tingkah laku individu dengan tingkat usia perkembangannya.
·         Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap fase perkembangannya
·         Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
·         Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak
·         Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak

BAB II
    PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah terjadinya perubahan yang berjalan sercara continue dalam diri individu mulai dari lahir sampai meniggal dunia. Perkembangan adalah proses terjadinya berbagai perubahan yang bertahap yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik terhadap fisiknya maupun pisikisnya (Syamsul Yusuf dan Nani M. Sugandhi, 2011:2).
Perkembangan dapat didefinisikan sebagai perubahan bentuk fisik, struktur syaraf, prilaku, dan sifat yang terbentuk secara teratur dan berlangsung terus. Dalam 20 tahun pertama kehiduapan perubahan ini biasanya menghasilkan cara bereaksi baru dan lebih baik, yaitu prilaku yang lebih sehat, lebih terorganisasi, lebih kompleks, lebih stabil, lebih mampu atau lebih efisian. Kita berbicara mengenai perkembangan kemajuan dari merangkak sampai berjalan, dari mengoceh sampai berbicara, dari pemikiran yang kongkrit ke yang abstrak sebagai suatu perkembangan.
Syamsu yusuf mengatakan bahwa perubahan dalam perkembangan bersifat saling bergantung dan saling mempengruhi antara bagian-bagian organisme dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Oleh Karen itu, perkambangan bersifat sistematis. Contohnya, seorang anak memiliki kemampuan untuk berdiri dan berjalan karena tulang kaki dan otot-ototnya telah tumbuh menjadi kuat.
Semua yang berkembang menuju pada bentuk dan keadaan yang lebih baik dan lebih maju, artinya progresif. Manusia terus berkembang maju secara fisik dari kekuatan tubuhnya dan fungsi-fungsinya. Perkembangan itupun dialami scara berkesinambungan atau bertahap, seperti dari merangkak menjadi berdiri dari berdiri menjadi berjalan dan seterusnya.
Pada perinsipnya, perkembangan merupakan proses alami makhluk hidup yang tidak mengenal kata berhenti.  Setiap perkembangan yang terjadi secara fisikal memberikan pengaruh pada jiwaan manusia yang mengikuti pola-pola yang terarah, seperti anak yang baru belajar berbicara hingga akhirnya pandai berkomunikasi.  Kepandaian berkomunikasi tersebut itu diawali oleh tahap belajar berbicara.
Pengetian perkembangan menuju kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Misalnya bayi yang merangkak berkembang menjadi bayi  yang berdiri tegak kemudian  berjalan dan tidak mungkin bayi itu kembali merangkak, dan selain konsep perkembangan, ada pula yang disebut dengan partumbuhan.  Pertumbuhan dapat diartikan sebagai  perubahan kuantitatif pada materiil sebagai suatu akibat adanya lingkungan.  Dalam pribadi manusia,  baik yang jasmani maupun yang rohani, terdapar dua bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadi pribadi manusia berubah menuju arah kesempurnaan.  Adapun dua bagian kindisional  manusia itu meliputi:
1.      Bagian pribadi materiil yang kuantitatif
2.       Bagian pribadi fungsional yang kualitatif.
Pertunmbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kauntitatif pada materiil sesuatu sebagi akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. Ini tidak berarti bahwa pertumbuhan ini hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif karena tidak selamanya materiil itu kuantitatif. Materiil dapat terdiri atas bahan-bahan kuantitatif dan dapat terdiri atas bahan-bahan kualitatif. Jadi, materiil itu dapat terdiri dari kualitatif atau kuantitas. Kenyataan inilah yang barangkali membuat orang mengalami kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan perkembngan.
Pertumbuhan pribadi sebagai perubahan kuantitatif pada materiil pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.  Begitu juga materiil pribadi, seperti kesan keinginan, ide, pengetahuan, nilai, selama tidak menghubungkan dengan fungsinya, tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan bertumbuh. Pertumbuhan dinyatakan dalam bentuk pertumbuhan-pertumbuha. Menurut F.J. Monk, knoers dan siti rahayu Haditono (1992;1), ada ahli psokologi yang tidak membedakan antara perkembangan dangan pertumbuhan, bahkan ada yang mengutamakan pertumbuhan. Pandangan itu menunjukan bahwa perkembangan  berarti bertambahnya kemampuan dalam berbagai ahli yang melibatkan  makna adanya pertumbuhan yang lebih integrativ  dan perbedaan-perbedaan keadaan yang pertama dengan keadaan berikutnya.
Perkembangan psikis manusia berhubungan  dengan pertumbuhan fisiknya, sebagaimana pertumbuhan otak pada anak memungkinkan ia berkembang kemampuannya dalam  berbicara, tertawa, berjalan, dan menyukai sesuatu yang baru. Pengertian-pengertian perkembangan  tersebut berhubungan dengan fisik dan psikis manusia, yang pada dasrnya, sama dengan pertumbuhan. Perkembnagan secara fisik  berlaku secara alamiah dan didukung oleh pengaruh  aktivitas manusia. Misalnya, perkembangan anak yang alami seperti  badannya semakin besar, tinggi badan bertambah, dan intelektualitasnya meningkat. Akan tetapi, secara fisikal, perkembangan itu dapat dibantu oleh aktivitas lain yang  tidak alamiah, misalnya berolahraga, makan, dan membina hubungan silaturahmi dengan sesama manusia lainnya.
Demikian pula, dengan perkembangan psikis manusia ada yang berkembang  karena dorongan alamiahnya dan ada yang  dipacu melalui aktivitas eksternal, misalnya belajar di sekolah dan berintreksi dengan masyarakat. Perkembangan kejiwaan yang membentuk suatu kepribadian manusia berhubungan dengan aktivitas yang menjadi pengalaman hidupnya. Orangtua misalnya, menyuruh anak rajin mengaji dan bergaul dengan orang yang berprestasi dan berbudi pekerti luhur. Pergaulan itu akan memberi pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anaknya. Dalam ajaran agama islam, terdapat pernyataan bahwa semua manusia dalam keadaan bersih dari dosa. Oleh karena itu, orangtuanya sangat berpotensi untuk menjadikan anaknya seorang yang berkeyakinin yahudi, nasrani atau  majusi.
Pada kenyataannya, meskipun pertumbuhan manusia itu merupakan dorongan alamiah, secara individu,  kualitas pertumbuhan   tidak menunjukan kesamaan. Ketidaksamaan itu karena setiap individu  memiliki sifat fisikal dan pisikis yang unik yang akan menjadi pembeda terjadinya pertumbuhan. Misalnya,  faktor keturunan sangat berpengaruh terhadap  kualitas dan kuantitas perkembangan dan pertumbuhan. Seorang anak yang berpostur kecil dan pendek akan melahirkan anak yang memiliki postur  tubuh yang sama. Jika ada anak yang tinggi badannya melebihi ayahnya, mungkin dari ibunya, mungkin dari kakenya dan seterusnya. Artinya sangat jarang perkembangan fisiknya melewati keadaan fisik orangtuanya. Pandangan ini dikenal sebagai hukum hereditas, yang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan manusia bersifat pewarisan genetis.

B.     KONSEP DASAR
Dengan perkembangan disini dimaksudkan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menunjukan tingkat  kedewasaannya ( maturity) yang berlangsung secara sistematik, progresif dan berkesinambungan  baik mengenai fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)-nya.
Terdapat beberapa istilah yang bertalian dan sering diasosiasikan dengan konsep perkembangan (development) tersebut, antara lain pertumbuhan (growth), kematangan atau masa peka ( maturation) dan belajar (education) serta latihan  (training). Dengan istilah pertumbuhan tersebut dapat diartiakan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik dan menunjukan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organism atau individu, baik fisik maupun fisikis (termasuk pola-pola perilaku dan sifat-sifat kepribadian), dalam arti yang luas.
Kematangan atau masa peka menunjukan  kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan, sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.
Belajar atau pendidikan dan latihan, menunjukan pada perubahan dalam pola-pola sambutan atau prilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organism yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan prilaku dan peribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan sedangkan prubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan waktu atau  usia yang di tempuh oleh yang bersangkutan.
Lefrancois berpendapat bahwa konsep perkembangan mempunyai makna yang luas, mencakup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspak fisik-psikis seperti yang terkandug dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan.
Dalam uraian diatas mengaflikasikan bahwa manifestasi perkembangan individu dapat ditunjukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan tehnik dan instrument yang sesuai (appropriate).
Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasi relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dialakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung, seperti perkembangan tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuh gigi dan sebagainya.
Lain halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit untuk idenifikasinya, karena kita hanya dapat mengamati dan sampai batas tertentu mengukur manifestasi perkembangan tersebut secara tidak langsung dalam bentuk atau wujud prilaku, yang sebenarnya pula bergantung dan di pengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan  fisiknya. Beberapa diantara bentuk atau wujud perkembangan perilaku tersebut, antara lain:
1.      Perkembangan perseptuial (pengamatan ruang, pengamatan wujud dan gerak).
2.      Perkembangan penguasaan motorik (koordinasi pengindraan dan gerak)
3.      Perkembangan penguasaan pola-pola ketermpilan mental fisik (cerdas, tangkas dan cermat ).
4.      Perkembangan pengetahuan bahasa/linguistik dan pikiran.
Dengan begitu ada dua cara pendekatan utama dalam memahami perkembangan prilaku dan peribadi individu yang memanifestasinya seperti tersebut di atas itu,ialah pendekatan longitudinal dan cross sectional.
Pendekatan longitudinal dipergunakan untuk memahami perilaku dan peribadi seseorang atau sejumlah kasus tertentu (mengenai satu atau sejumlah aspek perilaku atau peribadi tertentu) dengan mengikuti proses perkembangan dari satu titik waktu atau fase tertentu ke titik waktu atau fase yang berikutnya. Oleh karena itu, tekhniknya berbentuk case study (studi kasus),  case history, autobiografi, eksperimentasi, dan sebagainya.
 Adapun pendekatan cross sectional biasanya digunakan untuk memahami suatu aspek atau sejumlah aspek perkembangan tertentu pada suatu atau beberapa kelompok populasi tingkatan usia  subjek tertentu secara serempak pada saat yang sama. Oleh karena itu, teknik yang sesuai dengan pendekatan ini, dengan tekhnik survei. Sudah tentu sampai batas-batas tertentu dapat digunakan kombinasi atau eklektik dengan pendekatan longitudinal.

C.     CIRI-CIRI PERKEMBANGAN
a.       Terjadinya perubahan ukuran dalam
·         Aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya.
·         Aspek psikis: semakin bertambahannya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat,  serta menggunakan imajinasi kereatif.
b.      Terjadinya perubahan proporsi dalam
·         Aspek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya, dan pada usia remaja proposi tubuh anak mendekati proporsi  tubuh usia dewasa
·         Aspek psikis: perubahan imajinasi dari yang  fantasi ke realita, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada orang lain (khususnya taman sebaya)
c.       Lenyapnya tanda-tanda lama dalam
·         Aspek fisik: lenyapnya kelenjar tymus (kelenjar kanak-kanak) yang terletak pada bagian dada, rambut halus, dan gigi susu.
·         Aspek psikis:  lenyapnya masa mengoceh (meraba), bentuk gerak-gerik kanak-kanak (seperti merangkak) dan perilaku impulsit (melakukan sesuatu sebelum berpikir).
d.       Munculnya tanda-tanda baru dalam
·         Aspek fisik: tumbuh dan pergantian gigi dan matangnya organ-organ seksual  pada usia remaja, baik primer ( menstruasi bagi wanita dan mimpi basah bagi laki-laki) maupun sekunder (membesarnya pinggul pada wanita  dan tumbuhnya kumis serta perubahan suara pada laki-laki)
·         Aspek psikis: berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lingkungan alam, nilai-nilai moral dan agama.

STUDI LINTAS SEKSI CIRI-CIRI PERTUMBUHAN ATAU PERKEMBANGAN
a.       Prenatal Dan Kanak-Kanak
1.      Prenatal: masa ini kondisi pisik dan psikis ibu sangat menentukan
2.      Masa bayi baru lahir: 0-15 hari  “resting age”
3.      Masa bayi: 15hari-2th masa dasar pembentukan dasar kehidupan. Pola perilaku, sikap, pola ekspresi emosi.
4.      Masa kanak-kanak awal 2-6 th:  waktu yang tepat untuk belajar berbagai keterampilan. Minat anak mulai timbul, minat terhadap agama, tubuh manusia, diri sendiri, seks dan pakaian. Sering kelihatan menentang orang tua
5.      Masa kanak-kanak akhir 6-12 th: dikatakan masa tidak rapih, masa bertengkar, masa menyulitkan. Disebut juga masa usia sekolah dasar, usia kritis.
b.      Masa sekolah dasar :
1.      Masa kelas rendah sekolah dasar 6/7 th – 9/10 th, ciri-ciri :
2.       a. Ada korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
b. sikap tunduk kepada peraturan peraturan permainan.c. cenderung senang memuji diri sendiri. d. suka membandingkan dengan anak lain. e. kalau tidak bisa menyelesaikan tugas, dianggap tidak penting. f. anak umur 6-8 th menginginkan nilai yang baik
3.      Masa kelas tinggi sekolah dasar 9/10-12 th, ciri-ciri : a.anak tertarik kepada kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit. b. bersifat realistik, ingin tahu, disebut masa” realisme”.
      c. masa remaja
1.      Mulai menaruh minat pada pelajaran yang disenangi
2.      sampai umur 11 th, anak-anak masih menunggu bantuan guru atau orang dewasa lain dalam menyelesaikan tugas
3.      gemar membentuk kelompok-kelompok untuk bermain bersama
Masa keserasian bersekolah ini diakhiri dengan masa perkembangan yang disebut “masa pueral”. Ciri-ciri :
Lanjutan masa pueral:
1.      Sikap, tingkah laku dan perbuatan ditujukan untuk berkuasa
2.      Sikap, tingkah laku dan perbuatan ekstravers: menyaksikan keadaan dunia luar dan mencari teman sebaya
3.      Disebut juga masa “competitive Socialization” senang bersaing
4.      Dijuluki sebagai “tukang jual aksi”, atau “si omong besar”sering mengatakan bisa melaukan sesuat tetapi hanya di mulut saja
Masa Puber
  1. Perubahan hormonal
  2. Anak perempuan haidh
  3. Anak laki-laki mimpi basah
  4. Terjadi perubahan tubuh yang pesat, besar tubuh, pertumbuhan fungsi-fungsi seks
  5. Perubahan berpengaruh terhadap keadaan pisik, sikap, dan perilaku: banyak yang cenderung kearah negative

Masa Remaja (Adolesence)
  1. Berlangsung lebih kurang umur 15/16 th – 21 th:  matang secara seksual sampai matang secara hukum
  2. Terdiri dari remaja awal yang berlangsung sampai 17 th, dan remaja akhir sampai umur 21 th
  3. Disebut usia peralihan, masa perubahan, usia bermasalah, saat mencari identitas, usia menakutkan
            Empat perubahan yang bersifat universal: meningkatnya emosi, biasanya pada awal remaja. Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk diperankan, menimbulkan masalah baru. Sehingga remaja merasa ditimbuni masalah.

Lanjutan Remaja
Dengan berubahnya minat dan perilaku, menyebabkan perubahan pada nilai-nilai
Sebagian remaja bersifa ambivalensi. Menuntut kebebasan tetapi takut tanggung jawab akan akibatnya dan ragu terhadap kemampuannya
Minat pada masa ini : Minat rekreasi, minat pribadi dan sosial, minat terhadap pekerjaan, minat pada agama, minat pada status. Status adalah simbol prestise.
Masa Dewasa Awal
  1. Masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif : masa yang penuh masalah dan ketegangan emosional, penyesuaian diri terhadap kehidupan baru.
  2. Minat pribadi pada masa ini meliputi perhatian pada penampilan, pakaian, tata rias dan lambang-lambang kedewasaan seperti model pakaian, gaya rambut dan lain-lain
  3. “Krisis isolasi”:  masa kesepian karena terisolasi dari kelompk sosial, disebabkan kesibukan pekerjaan dan keluarga
4.      Penyesuaian dalam perkawinan, atau pada persiapan perkawinan


         Tugas-Tugas Perkembangan
Masa Bayi Dan Anak Kecil
  1. Belajar berjalan
  2. Belajar makan makanan padat
  3. Belajar berbicara
  4. Belajar mengendalikan buang kotoran
  5. Stabilitas fisiologik
  6. Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial
  7. Belajar adaptasi dengan keluarga dan orang lain
8.      Belajar mengetahui mana yang baik dan buruk
Masa Anak Sekolah
  1. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
  2. Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri
  3. Belajar bergaul dan bersahabat dengan teman sebaya
  4. Belajar mengetahui peranan jenis kelamin
  5. Mengembangkan kecakapan membaca, menulis dan berhitung
  6. Mengembangkan kata hati moralitas dan nilai-nilai
  7. Belajar mandiri
8.      Mengembangkan sikap yang baik terhadap kelompok dan sekolah
Masa Remaja
  1. Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif
  2. Menerima peran sosial jenis kelamin sebagai pria  atau wanita
  3. Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
  4. Mencapai kemandirian emosional
  5. Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak perempuan dan laki-laki
  6. Persiapan mandiri secara ekonomi
  7. Perkembangan skala nilai
Masa Dewasa Awal
  1. Mulai bekerja
  2. Memilih pasangan hidup
  3. Belajar hidup dengan suami atau isteri
  4. Mulai membentuk keluarga
  5. Mengelola rumah tangga
  6. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan
  7. Menerima tanggung jawab sebagai warga Negara

         Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
  1. Faktor Turunan atau Warisan
            a. Bentuk tubuh dan warna kulit
            b. Sifat-sifat
            c. Inteligensi
            d. Bakat
  1. Faktor Lingkungan
            a. Keluarga
            b. Masyarakat
            c. Sekolah
            d. Keadaan alam sekitar



         Pendapat Ahli Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
  1. Aliran Nativisme : Arthur Schopenhauer
            Aliran Pesimisme: perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya.  Lingkungan termasuk pendidikan tidak berpengaruh
  1. Aliran Empirisme: John Locke
            Bayi lahir seperti kertas putih, belum ada coretan.
            Aliran Optimisme Pedagogis: lingkungan termasuk pendidikan yang mempengaruhi perkembangan
  1. Aliran Konvergensi : William Stern
            Pembawaan dan lingkungan yang berpengaruh (gabungan kedua teori )

         Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Perkembangan Siswa
  1. Faktor Internal: Faktor yang ada dalam diri siswa: potensi psikologis tertentu dan pembawaannya
2.      Faktor Eksternal: pengaruh yang datang dari luar yang meliputi lingkungan termasuk pendidikan dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkunganya

KESIMPULAN

Perkembangan adalah terjadinya perubahan yang berjalan sercara continue dalam diri individu mulai dari lahir sampai meniggal dunia. Perkembangan adalah proses terjadinya berbagai perubahan yang bertahap yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik terhadap fisiknya maupun pisikisnya (Syamsul Yusuf dan Nani M. Sugandhi, 2011:2).
Perkembangan dapat didefinisikan  pula sebagai perubahan bentuk fisik, struktur syaraf, prilaku, dan sifat yang terbentuk secara teratur dan berlangsung terus.
Konsep perkambangan berlangsung secara sistematik, progresif dan berkesinambungan  baik mengenai fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)-nya. Terdapat beberapa istilah yang bertalian dan sering diasosiasikan dengan konsep perkembangan (development) tersebut, antara lain pertumbuhan (growth), kematangan atau masa peka ( maturation) dan belajar (education) serta latihan  (training).
Ciri-Ciri Perkembangan
·         Terjadinya perubahan ukuran dalam
·         Terjadinya perubahan proporsi
·         Lenyapnya tanda-tanda lama
·         Munculnya tanda-tanda baru
Ciri-ciri perkembangan dimulai dari masa pueral, masa kanak-kanak, masa remaja dan dewasa. Sehingga dapat menimbulkan faktor yang mempengaruhinya.








DAFTAR PUSTAKA
Henry  mussen, paul. 1984. Perkembangan dan keperibadian anak. Jakarta: Erlangga
Zulkifli, L. 1992. Psikologo perkembangan. Bandung: PT remaja rosdakarya
Mursidin. 2010. Psikologi umum. Bandung: pustaka setia
Syamsuddin makmun, abin. 2007. Bandung: PT remaja rosadakarya
Yusuf, syamsul. Nani M. sugandhi. 2011. Perkambangan peserta didik. Jakarta: Rajawali press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar